[PUISI] Darah Bumi Batara Guru

Toddopuli Temmalara

Oleh: Laode Muhammad Affan

Di tanah yang tersulam takdir perlawanan, di mana laut berbisik pada gunung yang tak
tergoyahkan, terpatri jejak para pemikul azimat peradaban,menggenggam harapan dengan
tangan berlumur sejarah.

Luwu, engkau bukan sekadar aksara di peta,namun bangsa yang lahir dari rahim perlawanan,
dari syair leluhur yang bergaung di dada, menjadi gema bagi mereka yang menolak tunduk di
setiap derap kaki, ada keberanian, bahwa tanah ini bukan sekedar bentang peradaban,
melainkan narasi kebebasan.

Adakah kau dengar ratap ombak di muara? Itu bukan duka, tapi janji yang diteriakkan, bahwa
setiap anak Luwu adalah bara, yang tak akan padam walau angin berkhianat. Maka biarkan
langit menjadi saksi sumpah, bahwa takkan kubiarkan tanah ini terlunta, sebab di uratku
mengalir amanah para arwah.

Maka dengarlah wahai leluhur yang bersemayam,kami bukan bayang-bayang yang karam di
arus zaman,namun kami adalah bara yang menempa takdir ,yang akan pulang membawa terang bagi tanah warisan.

Tana luwu, wanuo mapatupo naewai alena.


Laode Muhammad Affan, lahir di Bassiang pada 14 September 2005 dan dibesarkan di Luwu, putra dari Ayah Laode Rinda, yang berasal dari Muna, dan Ibu Rasmawati Dg Paliweng, yang berasal dari Luwu. Pendidikan dasar ditempuh di SDN 209 Mantaipi, kemudian dilanjutkan ke MTs Al-Mujahidin NW Mantadulu, dan pendidikan menengah atas diselesaikan di SMAN 9 Luwu Timur. Saat ini, saya sedang menempuh pendidikan sebagai mahasiswa semester 4 di Universitas Halu Oleo.

Selama masa perkuliahan, berbagai pengalaman organisasi telah diperoleh, salah satunya melalui keanggotaan di Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya Sulawesi Tenggara (IPMIL Raya Sultra), yang dinaungi oleh PB IPMIL Raya. Melalui organisasi ini, keterampilan kepemimpinan dan kontribusi bagi masyarakat terus dikembangkan.